Jihad Melawan Syetan – Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily
Sulthanul Auliya’ Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily berkata:
“Barangsiapa yang menginginkan agar syetan tidak mempunyai peluang pada
dirinya, hendaknya ia meluruskan iman, tawakkal dan ubudiyahnya, semata
karena Allah swt. di atas hamparan kefakiran, dan bersegera serta mohon
perlindungan kepada Allah swt”. Allah swt. berfirman: “Sesunggunya
syetan itu tidak ada peluang (menggoda) baginya, terhadap orang-orang
yang beriman, dan kepada orang-orang yang senantiasa tawakkal kepada
Tuhannya.
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, tak ada kekuasaan atas mereka bagimu.”
(Al-A’raaf: 198). “Dan jika kamu ditimpa godaan syetan, maka
berlindunglah kepada Allah.”
Sedangkan pelurusan iman itu dilakukan melalui syukur terhadap
nikmat-nikmat-Nya, sabar terhadap bencana, dan ridha terhadap qadha’.
Keabsahan tawakkal dengan jalan menjauhi hawa nafsu, melupakan makhluk,
dan bergantung pada Yang Maha Diraja Yang Benar serta melanggenggkan
dzikir.
Apabila ada rintangan yang menghalangimu untuk sampai kepada Allah,
maka tetaplah dalam keteguhan. Allah swt. berfirman: ”Wahai orang-orang
yang beriman, apabila engkau sekalian bertemu dengan kelompok (musuh),
maka tetaplah kokoh, dan ingatlah kamu sekalian kepada Allah
sebanyak-banyaknya, agar kamu sekalian berbahagia.”
Pelurusan ubudiyah melalui pelanggengan kefakiran (kepada Allah),
merasa lemah dan hina di hadapan Allah. Lawan ubudiyah adalah Rububiyah,
lalu apa fungsi Rububiyah bagimu dan apa yang seharusnya dilakukan bagi
Rububiyah? Maka, tetapkanlah sifat-sifatmu dan gantungkanlah dengan
sifat-sifat Allah.
Ucapkanlah dari hamparan kefakiran hakiki:“Wahai Yang Maha Kaya, bagi orang fakir selain Dirimu”.
Ucapkanlah dari hamparan kelemahan, “Wahai Yang Maha Kuasa bagi orang yang lemah selain Diri-Mu.”
Ucapkanlah dari hamparan ketakberdayaan, “Wahai Yang Maha Kuat bagi orang yang lemah selain Diri-Mu.”
Sedangkan dari hamparan kehinaan ucapkanlah, “Wahai Dzat Yang Maha Mulia
bagi orang yang hina selain Diri-Mu. ”Engkau akan menemukan ijabah,
seakan-akan ijabah itu mengikuti tanganmu.
Allah swt. berfirman: “Mohon pertolonganlah kamu sekalian kepada Allah
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Siapa yang menetapi bumi syahwat dan mengikuti selera nafsunya,
sementara dirinya tidak ditolong oleh tajalli, dan terjauhkan dari
tajalli, maka ubudiahnya pada dua perkara:
Pertama, mengetahui nikmat-nikmat Allah swt. atas karunia yang
diberikan-Nya berupa iman dan tauhid. Sebab ketika Allah mencintainya,
dan menghiasi hatinya, dan
menjauhkan kontranya berupa kufur, fasik dan maksiat, maka ia mengatakan:
“Tuhanku, Engkau memberi nikmat kepadaku dengan ini… Dan Engkau
memberi namaku dengan nama “Rasyid” (yang diberi petunjuk), lantas
bagaimana aku bisa berputus asa dari-Mu, sedangkan Engkau menunjukkan
diriku melalui karunia-Mu, walaupun aku berbeda? Maka aku sangat
berharap agar Engkau menerimaku, walaupun aku ini pengecut.”
Kedua, senantiasa berkomitmen dan membutuhkan (Allah), dan Anda
mengucapkan: “Selamatkanlah.. selamatkanlah… dan selamatkanlah diriku.”
Tak ada jalan lain bagi orang yang tidak mampu dan terputus dari
ibadah murni, kecuali dua perkara tersebut. Jika dua hal tersebut
diabaikan, maka kesengsaraan menjadi miliknya, kejauhan menjadi
kelazimannya, dan hanya kepada Allahlah tempat berlindungnya.
Untuk mengkerangkeng syetan itu ada empat:
1. Anda duduk sambil berfikir tentang faktor yang mendekatkan kepada Allah, lalu Anda melakukannya;
2. Anda berfikir tentang faktor yang menjauhkan diri Anda kepada Allah, lalu Anda menjauhi faktor tersebut;
3. Anda duduk berfikir tentang apa (amal) yang telah Anda lakukan, lalu Anda bersyukur dan memohon ampunan;
4. Anda duduk berfikir tentang dosa yang berlalu, lantas Anda memohon ampunan dan bersyukur.
Apabila Anda ingin mengalahkan musuh Anda, maka Anda harus berteguh
dengan iman dan tawakkal, ubudiyah yang benar dan memohon perlindungan
Allah dari syetan. Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku
tidak ada kekuasaan atas mereka bagimu.”
Dan firman-Nya: “Dan jika kamu ditimpa godaan syetan melalui suatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah dari syetan.”
Jadikanlah Allah sebagai Walimu, dan jadikanlah syetan sebagai musuhmu.
“Apakah Anda ingin agar Allah memberikan kekayaan kepadamu, sehingga
melalui Anda Allah mengkayakan orang yang dicintai, atau sebagai
tawasul, doa dan permohonan?” Saya bertanya, “Bagaimana hal itu bisa
pada saya?” Syeikh menjawab, “Janganlah engkau jadikan manusia itu
sebagai musuh dan kekasih. Jadikan pada dirimu, Allah sebagai Sang
Kekasih.” Saya bertanya, “Bagaimana dengan permusuhan dan kecintaan
karena Allah?” Beliau berkata, “Hal itu melalui Allah bukan melalui
ubudiah dan catatan. Bila engkau memusuhi atau mencintai mereka,
berikanlah hak ilmu itu sendiri, dan janganlah engkau jadikan syetan
sebagai walimu.
Allah swt berfirman:
“Barangsiapa menjadikan syetan sebagai wali, bukan Allah, maka ia
benar-benar mendapatkan kerugian nyata.” Jika engkau mencintai melalui
ilmu, maka iringilah bersamamu yang selaras dengan ketaatan.
Bila menentang, Anda pun marah dengan ilmu, sepanjang dalam
perbedaan. Rahasia batinmu adalah pihak yang duduk di atas hamparan
keimanan yang Anda cintai, dan menunaikannya untuk melawan fenomena
ilmu.
Maka camkanlah bab ini, karena seringkali orang-orang bodoh
tergelincir, karena itu mohonlah perlindungan kepada Allah. Sebab,
barangsiapa berusaha dan menegakkan kewajiban-kewajiban terhadap Allah
swt., maka perlawanannya benar-benar sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar